Memaknai Lebih Luas Konsep Berjama'ah

Ada ajaran penting dan utama di dalam Islam,  yaitu bahwa  dalam menjalankan shalat lima  waktu sehari semalam, hendaknya dilakukan secara berjama’ah. Selain itu, agar menjadi lebih sempurna lagi, shalat berjama’ah dimaksud dilaksanakan di masjid. Rasulullah dalam berbagai riwayat, selalu menjalankan shalat lima waktu berjama’ah dan di masjid.

Salah satu keuntungan yang diperoleh dari shalat berjama’ah adalah akan diberikan kebaikan atau pahala berlipat-lipat,  hingga 27 kali dibanding sholat sendirian. Keistimewaan yang  demikian itu, rupanya belum terlalu  disadari oleh umat Islam sendiri. Skalipun mereka dalam membangun masjid atau mushalla yang kadang dengan susah payah, tetapi  tidak selelu digunakan maksimal, kecuali pada shalat jum’at saja.

Pada hari-hari biasa, tempat ibadah  berukuran besar dan indah, ternyata hanya didatangi jama’ah yang jumlahnya amat terbatas, belum sebanding dengan luasnya tempat ibadah yang dibangunnya itu. Jumlah jama’ah baru akan meningkat, -----sekalipun juga tidak seberapa, pada waktu shalat maghrib dan isya’. Sementara itu, pada waktu shalat lainnya, apalagi subuh, jumlah jama’ahnya terbatas.

Konsep jama’ah mampu melahirkan kekuatan yang luar biasa. Di dalam shalat saja misalnya, selain akan memperoleh kebaikan atau pahala berlipat-lipat, juga akan memperoleh keuntungan lain di luar kegiatan shalat itu. Siapa saja yang bertempat tinggal di sekitar masjid dan selalu menjalankan shalat berjama’ah, maka akan berpeluang untuk bersilaturrakhiem, saling bertemu, dan bahkan juga saling memahami keadaan sesama tetangga. Melalui shalat berjama’ah, maka persaudaraan akan terbangun atas dasar  ikatan sesama jama’ah masjid.

Lebih dari itu, umpama konsep berjama’ah  dikembangkan secara lebih luas, misalnya saja dalam kehidupan ekonomi, maka umat Islam tidak akan menjadi bulan-bulanan umat lain sebagaimana dengan jelas terasakan seperti sekarang ini. Dalam berekonomi, dikenal konsep kooperasi yang arti sebenarnya adalah juga berjama’ah. Orang yang berkerjasama dalam kegiatan ekonomi atau berkooperasi, maka akan menjadi kuat dan tidak mudah dijadikan sasaran orang lain untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya.

Namun lagi-lagi, sayangnya kooperasi di mana-mana tidak banyak yang berkembang. Rupanya keadaannya hampir mirip dengan shalat  berjama’ah  di masjid atau mushalla sebagaimana digambarkan di muka. Padahal umpama umat Islam mampu bersatu atau berjama’ah hingga dalam kegiatan berekonomi misalnya, mulai dari mengumpulkan modal bersama, membangun usaha bersama, menjadi pasar bersama, dan seterusnya, maka  akan menjadi kuat dan memperoleh keuntungan bersama-sama.

Apabila kesadaran berkooperasi atau berjama’ah berhasil dijalankan hingga mentradisi, menjadi kultur, dan bahkan membudaya, maka  umat Islam akan dikenal dan bahkan menyandang ciri khas, yaitu  selalu tampak kebersamaan atau berjama’ah, tidak terkecuali dalam berekonomi. Namun konsep  Islam  dimaksud  masih terasa  terlalu indah dan mahal sehingga belum ditangkap oleh semua umat Islam sendiri. Di mana-mana, umat Islam belum memiliki kesadaran terhadap pentingnya berjama’ah, baik dalam kegiatan ritual maupun  dalam kegiatan lain, tidak terkecuali dalam berekonomi, dan lebih-lebih dalam berpolitik.

Konsep berjama’ah itu  tampak sedemikian indah. Dalam berjama’ah selalu terdapat seorang imam yang dianggap memiliki kelebihan, dipercaya, dan kemudian ditaati. Selain itu, dalam berjama’ah, terdapat makmum. Mereka yang mengikuti imam dan disebut makmum, harus mengambil posisi di belakang imam dan membangun  shaf yang lurus dan rapat. Artinya, sebagai makmum, mereka harus bersatu dan semua aktivitasnya selalu mengikuti komando seorang imam.   

Demikian pula sebaliknya, sebagai makmum, tatkala kegiatan shalat sudah  berjalan, maka tidak boleh ada yang protes. Jika ada sesuatu yang perlu dibetulkan, oleh karena imam mengalami kelupaan, maka sudah terdapat cara-cara untuk membenarkan atau mengingatkannya. Dalam berjama’ah tidak boleh ada ribut, saling mengolok-olok atau menyalahkan satu dengan lainnya, apalagi lebih dari itu, bertengkar misalnya. Itulah konsep  berjama’ah yang sedemikian indahnya, dan manakala dijalankan maka  umat Islam  akan menjadi kokoh,  dan tidak mudah dikalahkan oleh siapapun. Wallahu a’lam.        

0 Response to "Memaknai Lebih Luas Konsep Berjama'ah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel